Naim, Mawardi (2016) KLONING PADA MANUSIA (STUDI KOMPARATIF MENURUT YUSUF AL-QARDHAWI DAN UNDANGUNDANG NO 23 TAHUN 1992 TENTANG KESEHATAN). Undergraduate Thesis thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.
|
Text
MAWARDI NAIM.pdf Download (651kB) | Preview |
Abstract
Anak merupakan sebuah anugerah dari Allah SWT, yang diamanahkan kepada manusia lewat rahim seorang wanita. Akan tetapi, rahim seorang wanita yang menjadi proses kelahiran bayi terkadang mengalami gangguan yang bersifat biologis, misalnya salluran sel telur pada rahim wanita (istri) tertutup. Demikian juga sama halnya dengan pria (suami), dalam keadaan normal suami tidak mampu menghamili istrinya karena ada gangguan biologis tertentu atau keadaan yang tidak memungkinkan untuk melakukan persetubuhan secara normal. Terobosan baru dalam dunia medis untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara kloning. Sesuai dengan perkembangan teknologi, dunia medis pun semakin menunjukkan kecanggihannya. Dengan rekayasa medis sepasang suami istri dapat memperoleh keturunan tanpa harus melakukan persetubuhan secara normal, melainkan dengan cara kloning. Kasus seperti ini banyak terjadi di luar negeri, seperti Amerika Serikat. Dalam dunia medis hal ini bukan sebuah masalah yang serius. Akan tetapi dalam perspektif hukum islam hal ini menimbulkan masalah yang cukup serius, karena menyangkut hal hukum melalukan kloning tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kepustakaan (library research), yaitu suatu penelitian yang memanfaatan perpustakaan untuk memperoleh data penelitian, dikarenakan lebih tepat untuk diteliti dengan menggunakan buku-buku yang terkait dengan kloning pda manusia. Sifat dari penelitian ini adalah bersifat deskriftif-analitik-kompratif yaitu penyusun berusaha mendiskripsikan konsep kloning pada manusia dalam upaya memperoleh keturunan kemudian dikomparasikan dengan kedua perspektif tersebut. Dalam menjawab persoalan ini tentu harus ada pengkajian yang mendalam untuk memperoleh jawaban yang jelas mengenai boleh dan tidaknya melakukan proses kloning untuk memperoleh keturunan. Adapun hasil dari penelitian ini, penulis mendapati bahwa kedua pendapat diatas mempunyai perbedaan pendapat yang jelas, menurut Yusuf Al-Qardhawi kloning pada manusia dilarang dengan alasan apapun. Undang-undang Kesehatan No.23 tahun 1992 tepatnya didalam pasal 16 menjelaskan teknologi kloning pada manusia dibolehkan sebagai upaya terakhir suami istri untuk memperoleh keturunan dengan cara tidak alami.
Item Type: | Thesis (Undergraduate Thesis) |
---|---|
Subjects: | ?? Hukum ?? |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74233 - Perbandingan Mazhab |
Depositing User: | UPT Perpustakaan Pusat |
Date Deposited: | 21 Sep 2021 01:09 |
Last Modified: | 21 Sep 2021 01:09 |
URI: | http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/11687 |
Actions (login required)
View Item |