Kurniawan, Padilah (2019) PERTIMBANGAN HAKIM TERHADAP PENERAPAN SUMPAH SUPPLETOIR DALAM PERKARA PERCERAIAN DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 0902/Pdt.G/2017/PA.ME). Undergraduate Thesis thesis, UIN Raden Fatah Palembang.
|
Text
BAB I.pdf Download (489kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (382kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (467kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV.pdf Download (403kB) | Preview |
Abstract
Pengkajian dan telaah kembali tentang alat bukti penerapan sumpah suppletoir agar dapat memutus perkara perceraian merupakan jalan terakhir agar perkawinan dapat diputuskan seperti kasus yang terjadi di Pengadilan AgamaMuaraEnim pada perkara perceraian Nomor 0902/Pdt.G/2017/PA.ME. Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 76 Undang-Undang Peradilan Agama, kemudian menganalisis proses pembuktian serta melihat alat-alat bukti yang ada di persidangan hingga sampai pada pertimbangan Hakim dalam penerapan sumpah suppletoir untuk memutus pada perkara. Pokok masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Apakah yang menjadi pertimbangan Hakim terhadap penggunaan alat bukti sumpah suppletoir dalam penyelesaian perkara perceraian putusan Nomor 0902/Pdt.G/2017/PA.ME; (2) Bagaimanakahpandangan Hukum Islamterhadap penerapan sumpah suppletoir dalam perkara perceraian putusan Nomor 0902/Pdt.G/2017/PA.ME. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan jenis data dalam penelitian ini adalah data kualitatif, sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder dan data yang telah diperoleh akan dianalisis secara deskriptif kualitatif, kemudian akan disimpulkan secara deduktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan yaitu: (1) Pertimbangan Hakim terhadap penggunaan alat bukti sumpah suppletoir melihat dari faktor penggugat yang tidak dapat menghadirkansaksi lain yang seharusnya dua orang saksi namun dalam proses pembuktian hanya dapat menghadirkan satu orang saksi, tidak mau calon saksi untuk dihadirkan ke persidangan karena faktor geografis berupa jarak dan keterbatasan kemampuan biaya transportasi, namun proses persidangan tetap harus berjalan agar perkara tidak berlarut-larut, dengan adanya dasar hukum atau Undang-Undang yang mengaturmengenaihal tersebut, dan demi tegaknya asas kepastian hukum bagi para pihak; (2) Pandangan Hukum Islam terhadap penerapan sumpah suppletoir dapat dilihat dari alasan perceraian yang diakibatkan oleh syiqaq, sehingga apabila dipertahankan akan lebih banyak mudharatannya maka sesuai kaidah ushul fiqh ءء ُرز َ ْدِس ِاَفًَ ْر ْرونَى ان َ ِي ْرٍ أ ِة ْر َ ه ِ ًَ َ اِن ْر انyang artinya “menolak kemudharatan lebih utama ketimbang yangartinyaاَن َّضض َس ُءز ٌُء َصا ُءل fiqh ushul kaidah sesuai dan”manfaat menarik “kemudharatan/kesulitan harus dihilangkan” maka padangan Hukum Islam membolehkan penerapan sumpah suppletoir sebagai jalan untuk memutus perkara tersebut. Kata kunci : Pertimbangan Hakim, Sumpah Suppletoir, Perkara Perceraian
Item Type: | Thesis (Undergraduate Thesis) |
---|---|
Subjects: | ?? Hukum ?? Syariah dan Hukum > Hukum (Umum) |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah) |
Depositing User: | UPT Perpustakaan Pusat |
Date Deposited: | 24 Sep 2021 07:33 |
Last Modified: | 24 Sep 2021 07:33 |
URI: | http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/11802 |
Actions (login required)
View Item |