Manal Maming, Miss (2016) HUKUM KAWIN LARI DI SELATAN THAILAND DITINJAU MENURUT MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI’I. Undergraduate Thesis thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.
|
Text
BAB I.pdf Download (598kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (771kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (507kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV.pdf Download (673kB) | Preview |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (277kB) | Preview |
Abstract
Skripsi yang berjudul HUKUM KAHWIN LARI DI SELATAN THAILAND DITINJAU MENURUT MAZHAB HANAFI DAN MAZHAB SYAFI’I- ini ditulis berdasarkan pandangan secara umum tentang kawin lari di Selatan Thailand dimana pasangan asal Malaysia yang menikah di Thailand dengan beberapa sebab yang tertentu dan dari pendapat ulama Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i yang dilihat berdasarkan pendapat-pendapat para ulama. Terdapat perbedaan pendapat dikalangan Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i mengenai sah atau tidak sah bagi kawin lari. Hal ini dikarenakan mereka menggunakan dalil hadis yang berbeda mengenai sah atau tidak sah kawin lari itu. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (library research), karena data yang diambil dalam penelitian ini bersumber dari berbagai kitab, diantaranya kitab adalah kitab Bada’i’ ash-Shana’i’karangan Al –Khanafi, Imam Alaudin Abi Bakar Ibnu Maskud Al-Kasani (pdf) bagi pandangan Mazhab Hanafi dan kitab Al-Umm karangan Imam Abi Abdullah Bin Idris Asy-Syafi’I (pdf) bagi pandangan Mazhab Syafi’i , maka penelitian ini menggunakan analisis isi dengan metode deskriptif dan komparatif, dan disimpulkan secara deduktif. Hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa ada persamaan dan perbedaan antara pandangan Mazhab Hanafi dan Mazhab Syafi’i. Persamaannya ialah kedua pendapat bahwa perempuan yang sudah janda yang ingin dinikahkan yaitu harus ada persetujuan atau kerelaan dari perempuan itu sendiri. Adapun perbedaannya ialah Mazhab Hanafi berpendapat bahwa perempuan yang sudah baligh masih gadis atau janda berhak untuk mengkawinkan dirinya tanpa persetujuan wali. Sedangkan mazhab Syafi’I berpendapat bahwa perempuan yang baligh masih gadis maka hak mengawinkan dirinya ada pada wali, akan tetapi jika ia Janda, maka hak itu ada pada keduanya .
Item Type: | Thesis (Undergraduate Thesis) |
---|---|
Subjects: | ?? Hukum ?? |
Divisions: | Fakultas Syariah dan Hukum > 74233 - Perbandingan Mazhab |
Depositing User: | UPT Perpustakaan Pusat |
Date Deposited: | 27 Sep 2021 04:54 |
Last Modified: | 27 Sep 2021 04:54 |
URI: | http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/12131 |
Actions (login required)
View Item |