PEMBAGIAN WARIS BAGI DZAWIL ARHAM MENURUT IMAM AS-SYAFI’I DAN IMAM ABU HANIFAH

MA'ARIF, FADLUN (2019) PEMBAGIAN WARIS BAGI DZAWIL ARHAM MENURUT IMAM AS-SYAFI’I DAN IMAM ABU HANIFAH. Undergraduate Thesis thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.

[img]
Preview
Text
2_BAB I.pdf

Download (228kB) | Preview
[img]
Preview
Text
3_BAB II.pdf

Download (299kB) | Preview
[img]
Preview
Text
4_BAB III.pdf

Download (247kB) | Preview
[img]
Preview
Text
5_BAB IV.pdf

Download (255kB) | Preview

Abstract

Islam mengatur secara jelas mengenai pembagian waris dalam al-Qur’an dan Hadis agar tidak terjadi perselisihan antar sesama ahli waris. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa timbul masalah-masalah pembagian waris dzawil arhām yang tidak diatur secara jelas mengenai pembagiannya sehingga menyebabkan perbedaan pendapat dikalangan ulama. Melihat perbedaan pendapat tersebut, maka perumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah bagaimana pendapat Imam As-Syafi’i tentang pembagian waris dzawil arhām, bagaimana pendapat Imam Abu Hanifah tentang pembagian waris dzawil arhām, bagaimana perbedaan pembagian waris dzawil arhām antara Imam As-Syafi’i dan Imam Abu Hanifah. Penelitian ini menggunakan pendekatan teoritis normatif dengan sumber dan jenis data sekunder bahan hukum premier yang diperoleh dari al-Quran, Hadis, kitab all Umm, kitab farāidh, ijtihad para ulama, dan beberapa sumber buku yang berkaitan dengan materi pembahasan. Berdasarkan hasil penelitian Menurut Imam As-Syafi’i dzawil arhām tidak mendapatkan hak warisan, Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah dzawil arhām mendapatkan warisan, Letak perbedaan pendapat Imam As-Syafi’i dan Imam Abu Hanifah mengenai pembagian waris dzawil arhām yaitu pada Dasar Hukum yang digunakan yaitu Al-Qur’an dan Hadits yaitu Qs. Al-Anfal ayat 75.“Orang-orang yang mempunyai hubungan itu sebagiannya lebih baik terhadap sesamanya (dari pada yang kerabat) didalam kitab Allah”. Menurut Imam As-Syafi’i makna dari ayat ini tidak seperti apa yang tersurat, ayat ini turun berkenaan dengan penghapusan ketentuan sebelumnya yang menyebutkan faktor-faktor penerima warisan yaitu sumpah setia, saling menolong, hijrah dan Islam. Sedangkan menurut Imam Abu Hanifah, makna yang tertulis itulah yang menjadi alasan bahwa dzawil arhām mendapatkan warisan. Sedangkan hadits riwayat At-Tirmidzi dan lain-lainnya yang digunakan oleh Imam As-Syafi’i sebagai dasar hukum setelah Al-Qur’an dianggap murshal oleh Imam Abu Hanifah, sehingga tidak bisa dijadikan hujjah meskipun sanadnya shahih.

Item Type: Thesis (Undergraduate Thesis)
Subjects: ?? Hukum ??
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74233 - Perbandingan Mazhab
Depositing User: UPT Perpustakaan Pusat
Date Deposited: 18 Oct 2021 04:32
Last Modified: 18 Oct 2021 04:32
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/16795

Actions (login required)

View Item View Item