ARDIANTO, ARDIANTO (2019) KONSEP KEBAHAGIAAN DALAM PEMIKIRAN TASAWUF MODERN HAMKA (Analisis Epistemologis). Undergraduate Thesis thesis, UIN Raden Fatah Palembang.
|
Text
BAB I.pdf Download (368kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (459kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (341kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV.pdf Download (381kB) | Preview |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (254kB) | Preview |
Abstract
Skripsi ini berjudul “Konsep Kebahagiaan Dalam Pemikiran Tasawuf Modern Hamka (Analisis Epistimologis)”. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui bagaimana konsep kebahagiaan menurut Hamka; (2) untuk mengetahui bagaimana konsep kebahagiaan Hamka di analisis secara Epistemologis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library Research) kualitatif. Sumber data primer yaitu karya orisinil Hamka, Tasawuf Modern: Bahagia Itu Dekat Dengan Kita Ada di Dalam Diri Kita dan didukung dengan data-data primer lainnya seperti; Karya Mutiara Falsafat Buya Hamka.Teknik analisis data yang digunakan melalui interpretasi yaitu menafsirkan dan memahami apa itu kebahagiaan menurut tasawuf modern hamka dan historis untuk mendapati bagaimana dan apa yang menjadi konsep kebahagiaan menurut tasawuf modern Hamka. Hasil penelitian menemukan bahwa paradigm pemikiran Hamka tentang kebahagiaan adalah memadukan tasawuf dan filsafat, sehingga konsep tentang bahagia dengan lazim dapat dikaitkan dengan perasaan (jiwa) yang tenang dan damai. Menurut Hamka, manusia yang bahagia adalah yang memiliki keutamaan otak dan budi sehingga ia dapat semakin dekat dengan sumber kebahagiaan yaitu Allah SWT. Dengan keutamaan otak, seseorang akan mampu berpikir dengan akalnya tentang hakikat segala perkara, dapat membedakan jalan kebahagiaan dan jalan kesengsaraan atau jalan yang hina, tahu akan kesalahan dan menjauhinya. Cara memperoleh kebahagiaan menurut Hamka diklasifikasikan dalam beberapa aspek, yaitu: 1) membangun mentalitas dan jiwa beragama, dengan jalan (a) mempunyai i’tikad yang bersih, (b) mempunyai keyakinan, (c) memiliki iman, dan (d) memiliki kesempurnaan agama; 2) memerangi hawa nafsu, 3) memiliki sifat ikhlas dan nasihat, 4) memelihara kesehatan jiwa dan badan, dan 5) memiliki sifat qana’ah dan tawakal. Pandangan Hamka tentang kebahagiaan sejati didasarkan kepada Al�Qur’an dan Sunnah dan puncak dari segala macam kegembiraan adalah berkenalan dengan Allah, lebih dari apa yang dapat diperkirakan oleh manusia, sebab tidak ada yang maujud ini yang lebih dari kemuliaan Allah. Dengan demikian, konsep kebahagiaan Hamka adalah kebahagiaan menuju ma’rifatullah dan metode untuk mencapai ma’rifatullāh terletak pada penyempurnaan dan pemurnian akal. Inti dari semua konsep kebahagiaan menurut Hamka bahwa kebahagiaan yang utama adalah kebahagiaan akhirat karena sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia akan kekal dan abadi di akhiratSkripsi ini berjudul “Konsep Kebahagiaan Dalam Pemikiran Tasawuf Modern Hamka (Analisis Epistimologis)”. Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mengetahui bagaimana konsep kebahagiaan menurut Hamka; (2) untuk mengetahui bagaimana konsep kebahagiaan Hamka di analisis secara Epistemologis. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kepustakaan (Library Research) kualitatif. Sumber data primer yaitu karya orisinil Hamka, Tasawuf Modern: Bahagia Itu Dekat Dengan Kita Ada di Dalam Diri Kita dan didukung dengan data-data primer lainnya seperti; Karya Mutiara Falsafat Buya Hamka.Teknik analisis data yang digunakan melalui interpretasi yaitu menafsirkan dan memahami apa itu kebahagiaan menurut tasawuf modern hamka dan historis untuk mendapati bagaimana dan apa yang menjadi konsep kebahagiaan menurut tasawuf modern Hamka. Hasil penelitian menemukan bahwa paradigm pemikiran Hamka tentang kebahagiaan adalah memadukan tasawuf dan filsafat, sehingga konsep tentang bahagia dengan lazim dapat dikaitkan dengan perasaan (jiwa) yang tenang dan damai. Menurut Hamka, manusia yang bahagia adalah yang memiliki keutamaan otak dan budi sehingga ia dapat semakin dekat dengan sumber kebahagiaan yaitu Allah SWT. Dengan keutamaan otak, seseorang akan mampu berpikir dengan akalnya tentang hakikat segala perkara, dapat membedakan jalan kebahagiaan dan jalan kesengsaraan atau jalan yang hina, tahu akan kesalahan dan menjauhinya. Cara memperoleh kebahagiaan menurut Hamka diklasifikasikan dalam beberapa aspek, yaitu: 1) membangun mentalitas dan jiwa beragama, dengan jalan (a) mempunyai i’tikad yang bersih, (b) mempunyai keyakinan, (c) memiliki iman, dan (d) memiliki kesempurnaan agama; 2) memerangi hawa nafsu, 3) memiliki sifat ikhlas dan nasihat, 4) memelihara kesehatan jiwa dan badan, dan 5) memiliki sifat qana’ah dan tawakal. Pandangan Hamka tentang kebahagiaan sejati didasarkan kepada Al�Qur’an dan Sunnah dan puncak dari segala macam kegembiraan adalah berkenalan dengan Allah, lebih dari apa yang dapat diperkirakan oleh manusia, sebab tidak ada yang maujud ini yang lebih dari kemuliaan Allah. Dengan demikian, konsep kebahagiaan Hamka adalah kebahagiaan menuju ma’rifatullah dan metode untuk mencapai ma’rifatullāh terletak pada penyempurnaan dan pemurnian akal. Inti dari semua konsep kebahagiaan menurut Hamka bahwa kebahagiaan yang utama adalah kebahagiaan akhirat karena sebagai makhluk ciptaan Allah SWT manusia akan kekal dan abadi di akhirat
Item Type: | Thesis (Undergraduate Thesis) |
---|---|
Subjects: | Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam > 76232 - Aqidah dan Filsafat Islam |
Depositing User: | UPT Perpustakaan Pusat |
Date Deposited: | 21 Oct 2021 01:56 |
Last Modified: | 21 Oct 2021 01:56 |
URI: | http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/17770 |
Actions (login required)
View Item |