Bayyinah, Iffatul (2022) DISKURSUS ISRĀ’ĪLIYYĀT DALAM TAFSIR NUSANTARA (Studi terhadap Kitab Tafsir Marah Labīd, Tafsir Al-Ibrīz dan Tafsir Al-Misbah). Masters thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG.
Text
TESIS IFFATUL BAYYINAH.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
Abstract
Kemanfaatan Isrā’īliyyāt dalam tafsir masih diperdebatkan, namun pada kenyataannya, Isrā’īliyyāt telah banyak mewarnai kitab-kitab tafsir, termasuk juga Tafsir Nusantara baik yang berbahasa Arab seperti Tafsir Marah Labīd, bahasa Indonesia seperti Tafsir al-Misbah, dan bahasa lokal seperti Tafsir Al-Ibrīz. Tiga tafsir tersebut menjadi objek dalam penelitian ini karena masing-masing memiliki ke-khas-an sehingga bisa mewakili keragaman tafsir nusantara. Secara historis, Isrā’īliyyāt banyak ditemukan dalam tafsir bil-ma’tsur, namun ternyata dalam tiga tafsir diatas yang tergolong tafsir ¬ro’yi juga ditemukan Isrā’īliyyāt. Pada pengaplikasian dan relasinya dengan latar sosio-kultural penulisan, masing-masing memiliki ke-khas-an. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library reseach) dengan metode kualitatif. Sumber data primer terdiri dari Tafsir Marah Labīd, Tafsir Al-Ibrīz dan Tafsir al-Misbah dan didukung dengan jurnal dan lainnya sebagai sumber sekunder. Tehnik analisis menggunakan tehnik dokumentasi dengan membaca sumber data, mencatat lalu mengolah data. Metode analisis yang digunakan adalah analisis isi (Content Analysis) dengan pendekatan teori analisis wacana (Discourse Analysis) milik Norman Fairclough. Sampel Isrā’īliyyāt dalam penelitian ini adalah kisah Ashhāb Al-Kahf, bahtera Nabi Nuh as. dan identitas Luqman. Hasil penelitian ini mengungkap bahwa Tafsir Marah Labīd menyuguhkan riwayat Isrā’īliyyāt tanpa dikomentari. Tafsir Al-Ibrīz memuat Isrā’īliyyāt lalu dikomentari terkait khasiat dan nasehat yang bisa diambil. Selanjutnya pada Tafsir Al-Misbah, hanya disuguhkan dalam bentuk kutipan-kutipan kemudian dikomentari kebenarannya. Adapun relasinya dengan latar sosio-kultural penulisan, 1. Tafsir Marah Labīd, kondisi sosio-kultural Timur Tengah kala itu masih kental dengan tradisi periwayatan, maka ia mengambil riwayat Isrā’īliyyāt sebagai bentuk melestarikan pengetahuan dari ulama-ulama terdahulu, tanpa dikritisi. 2. Tafsir Al-Ibrīz, kultur sosial masyarakat Jawa masih dengan tradisi kepercayaan kepada leluhur serta menyukai mitos-mitos. Kisah Isrā’īliyyāt yang disajikan merupakan bentuk pendekatan sosial yang ditujukan agar masyarakat bisa meninggalkan kepercayaan terhadap leluhur/mistis dan beralih kepada al-Qur’an. 3. Tafsir Al-Misbah, kultur akademik yang melekat pada diri Quraish Shihab serta kultur masyarakat modern yang ia hadapi menjadikan Isrā’īliyyāt bukan sebatas penyajian kisah, melainkan dikritisi keautentikannya, tujuannya agar setiap muslim mengabaikan riwayat-riwayat yang masuk dalam tafsir tanpa didukung sanad dan dalil yang kuat.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Isrā’īliyyāt, Tafsir Marah Labīd, Tafsir Al-Ibrīz, Tafsir al-Misbah |
Subjects: | 200 Agama > 297 Islam > 2x1 Al-Quran dan Ilmu Terkait 200 Agama > 297 Islam > 2x2 Hadits dan Ilmu Terkait Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Divisions: | Pascasarjana > Program Magister > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2) |
Depositing User: | IFFATUL BAYYINAH - |
Date Deposited: | 16 Jun 2023 02:57 |
Last Modified: | 16 Jun 2023 02:57 |
URI: | http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/28384 |
Actions (login required)
View Item |