Esensi Akhlak Dalam Sastra Melayu (Studi Kritis Terhadap Karya-Karya Sastra Raja Ali Haji)

Nasution, Nurseri Hasnah (2016) Esensi Akhlak Dalam Sastra Melayu (Studi Kritis Terhadap Karya-Karya Sastra Raja Ali Haji). Rafa Press, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang. ISBN 978-602-1209-72-1

[img]
Preview
Text
Buku Esensi Akhlak Dalam Sastra Melayu.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Masyarakat Indonesia mengalami krisis. Sebagai indikatornya adalah muncul aliran-aliran sesat Islam (sempalan). Demikian juga halnya dengan pemahaman tentang “konsep jihad”, sangat kontra dengan dengan Qur’an dan hadis sehingga memunculkan serangkaian aksi terorisme di Indonesia. Dari persfektif esensi akhlak terhadap manusia, berbagai tindak pidana, kejahatan, korupsi terjadi di berbagai tempat, kasus kekerasan terhadap anak banyak terjadi, kasus anak membunuh orang tua. Krisis moral (akhlak mazmumah) juga terjadi dalam dunia pendidikan. Krisis akhlak terhadap lingkungan biotik dan abiotik. Data-data di atas menunjukkan bahwa akhlak mazmumah (krisis moral) merupakan super extra ordinary problem, meliputi segala esensi akhlak. Dalam persfektif tasawuf dan psikologi Islam, hal-hal tersebut disebabkan karena hati yang bermasalah seperti yang disebutkan Imam Ghazali. Paralel dengan teori Imam Ghazali di atas, Raja Ali Haji dalam Gurimdam Dua Belas pada pasal keempat juga menyebutkan bahwa “hati itu kerajaan di dalam tubuh. Jikalau zalim segala anggota tubuh pun rubuh”. Deskripsi tentang akhlak mahmudah banyak dieksplorasi Raja Ali Haji pada karya-karya sastranya yang lain. Karena itu, karya-karya sastra Raja Ali Haji sangat signifikan untuk dijadikan pedoman dalam merekonstruksi akhlak masyarakat Indonesia yang sedang mengalami akhlak mazmumah. Perlu adanya konversi rohani dan akhlak masyarakat Indonesia dari mazmumah menjadi mahmudah. Di samping itu, ia telah meletakkan dasar-dasar tata bahasa Melayu yang kemudian menjadi bahasa nasional bangsa Indonesia dan membuka tabir anonim sastrawan Melayu. Masalah pokok yang diangkat sebagai kajian utama dalam penelitian ini adalah “bagaimana esensi akhlak dalam karya-karya sastra Raja Ali Haji?” Pertanyaan pokok ini dapat dijabarkan menjadi bagaimana karya-karya sastra Raja Ali Haji? Bagaimana istilah-istilah dan tema-tema akhlak dalam karya-karya sastra Raja Ali Haji? Bagaimana esensi akhlak dalam karya-karya sastra Raja Ali Haji? Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, maka penelitian ini menggunakan menggunakan 2 macam pendekatan, yaitu deskriptif-sosiologis dan analitik-fenomenologis. Penelitian ini merupakan penelitian perpustakaan (library reserach). Penelitian ini memakai dua metode yaitu metode holistika dan analitis kritis, objek kajiannya adalah gagasan atau ide pengarang yang terdapat pada karya-karyanya. Dalam melakukan penafsiran terhadap data yang ada, penelitian ini menggunakan metode berpikir induktif, deduktif, dan komperatif secara cermat, kritis, dan komprehensif. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif. Adapun sumber data ada dua yaitu primer dan skunder. Sumber data primer adalah Gurindam Duabelas, Syair Sinar Gemala Mestika Alam, Syair Nasehat Kepada Anak, Syair Hukum Nikah atau Syair Kitab an-Nikah atau Syair Suluh Pegawai, Syair Jauharatul Maknunah, dinamakan juga Siti Shiyanah Shahibul Futuwah wal Amanah, Syair Hukum Faraidh, Hikayat Sultan Abdul Muluk. Adapaun teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi awal terhadap literatur-literatur, mengklasifikasikan literatur-literatur, menganalisis isi dari literatur-literatur, mendeskripsikan kembali pembahasan-pembahasan. Teknik analisa data yang digunakan adalah hermeneutika verstehen Gadamer dan metode ta’wil. Berdasarkan penelitian, maka ditemukan karya-karya sastra Raja Ali Haji mendeskripsikan ajaran Islam tentang pesan-pesan akhlak sebagai respon sekaligus problem solving terhadap keadaan masyarakat Melayu. Sastra Raja Ali Haji merupakan karya-karya Melayu klasik yang utuh, sangat humanis, jelas, tegas, rinci, bersifat teknis-operasional, komprehensif dan proporsional, komunikatif, indah, emotif, bernilai etis, kritis dan terapis. Ada delapan (8) tema-tema akhlak dalam karya-karya sastra Raja Ali Haji, yaitu persoalan falsafah, pandangan hidup (way of life), nilai dan etika yang dipegang masyarakat Melayu, ilmu pengetahuan, gambaran dunia (weltanschauung), spiritualitas dan hermeneutik, etika dan sistem pemerintahan, estetika dan adat isiadat (kearifan lokal), sejarah. Kedelapan tema tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yaitu sastra kitab keilmuan, sastra adab, dan sastra imaginatif. Sedangkan istilah-istilah dalam karya-karya sastra Raja Ali Haji, yaitu raja, hukum, ilmu, hormat, mati, akhirat, dan diksi (pilihan kata) kiasan, yang bermakna tersirat dan tersurat. Esensi akhlak dalam karya-karya sastra Raja Ali Haji ada 3. Pertama, akhlak kepada Allah terdiri dari mentauhidkan Allah, mengimani rukun iman yang 6, selalu mengingat Allah, makrifat kepada Allah, melaksanakan rukun Islam, melaksanakan syariat Allah dan menjauhi maksiat kepada Allah. Kedua, akhlak kepada manusia yang terdiri dari: a) akhlak terhadap diri sendiri yang meliputi memelihara anggota tubuh, membekali diri dengan ilmu, menghindari diri dari perbuatan sia-sia, dan mempersiapkan bekal ahirat, tidak boleh banyak berkata-kata dan berdusta, tidak boleh boros, bersikap hati-hati, mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan, tidak mencela orang, kreatif dan tidak banyak tidur, tidak malas, sabar, memiliki motivasi tinggi untuk kebaikan, progresif, kompetitif, optimis, komunikatif (berbicara lemah lembut), tawaduk. b). Akhlak terhadap orang lain yang meliputi menghindari diri dari iri, tidak zalim, tidak mengumpat, tidak marah, tidak berbohong, tidak bakhil, tidak berlaku kasar, tidak berkata kotor, tidak berkhianat, menghargai dan menghormati orang lain, tidak menyebarluaskan aib dan kesalahan orang lain, berbuat baik khususnya kepada orang terdekat, amanat, tidak mempermalukan orang lain, tidak mudah diprovokasi orang lain, etika publik, tolong-menolong, berbaik sangka, saling menyayangi, menghibur, tidak menyinggung perasaan orang lain. c). Akhlak terhadap guru yang terdiri dari menghormati dan patuh kepada guru. d). Akhlak kepada orang tua yang terdiri dari menghormatinya, durhaka, patuh kepada perintahnya. e). pemimpin atau etika pemerintahan terdiri dari musyawarah untuk mufakat atau prinsip-prinsip demokrasi, berlaku adil, profesional, transparan, akuntabilitas, berlaku adil. Ketiga, Akhlak terhadap lingkungan yaitu memelihara lingkungan.

Item Type: Book
Subjects: 200 Agama > 297 Islam > 2x3 Aqaid dan Ilmu Kalam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > 70230 - Manajemen Dakwah
Depositing User: Nurseri Hasnah Nasution
Date Deposited: 19 Jun 2023 04:12
Last Modified: 19 Jun 2023 04:12
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/28456

Actions (login required)

View Item View Item