KEADILAN PERSPEKTIF IBNU KATSIR DAN BUYA HAMKA (Studi Tafsir Muqarin terhadap QS. an-Nisa’Ayat 135)

UMI KALSUM, UMI KALSUM (2023) KEADILAN PERSPEKTIF IBNU KATSIR DAN BUYA HAMKA (Studi Tafsir Muqarin terhadap QS. an-Nisa’Ayat 135). Undergraduate Thesis thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.

[img]
Preview
Text
COVER.pdf

Download (77kB) | Preview
[img]
Preview
Text
ABSTRAK (2).pdf

Download (87kB) | Preview
[img]
Preview
Text
SKRIPSI FULL.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
DAFTAR PUSTAKA (3).pdf

Download (269kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Keadilan Perspektif Ibnu Katsir dan Buya Hamka (Studi Tafsir Muqarin terhadap Qs. an-Nisa’ ayat 135). Penelitian ini dilatar belakangi oleh anjuran untuk berlaku adil ketika hendak memberikan persaksian sebagaimana yang terdapat dalam Qs. an-Nisa’ ayat 135. Penelitian ilmiah ini berusaha mengungkapkan keadilan dalam penafsiran Ibnu Katsir dan Hamka terhadap Qs. an-Nisa’ ayat 135. Penelitian ini termasuk model penelitian kualitatif, dan jenis penelitian ini merupakan kepustakaan, dengan menggunakan metode muqarin. Dalam penelitian ini membandingakan penafsiran Ibnu Katsir dan Hamka. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu Tafsir Ibnu Katsir dan Tafsir Al�Azhar. Dan data sekunder, seperti buku, jurnal, artikel yang terkait dengan tema penelitian. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis. Hasil penelitian yang didapat bahwa menurut Ibnu Katsir berlaku adil adalah lebih dekat dengan takwa, yaitu dengan memberi kesaksian yang sebenarnya, sehingga kesaksian tersebut akan menjadi benar, adil dan hak, yang terhindar dari perubahan kalimat, karena kebenaran adalah hakim bagi segala sesuatu. Sedangkan Hamka menafsirkan bahwa menegakkan keadilan merupakan satu puncak dari segala keberanian, menjadi saksi karena Allah Swt. adalah berani mengatakan kebenaran, sebab keadilan dan kebenaran merupakan dua arti dari maksud yang satu. Sesutu disebut adil karena benar, dan sesuatu disebut benar karena dia adil. Perbedaannya penafsiran Ibnu Katsir lebih mengacu dan fokus pada persoalan agama khususnya ibadah, karena pada masa itu keadaan politik sedang memanas, yaitu adanya pertikaian antara Islam dengan Kristen, dan juga runtuhnya Baghdad sebagai pusat ilmu keislaman, di mana hal ini dapat mempengaruhi penafsiran atau pemikirannya. Sedangkan Hamka penafsirannya dibarengi dengan hal-hal duniawi, yaitu bermasyarakat dan bernegara, karena ia merupakan tokoh politik Partai Masyumi. Adapun persamaannya yaitu adanya keterkaitan antara takwa dan berani, karena orang yanng bertakwa akan berani dalam segala hal. Kata Kunci : Keadilan, Perspektif, Ibnu Katsir dan Buya Hamka

Item Type: Thesis (Undergraduate Thesis)
Subjects: Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam > 76231 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Umi Kalsum -
Date Deposited: 05 Jul 2023 03:30
Last Modified: 05 Jul 2023 03:30
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/28726

Actions (login required)

View Item View Item