KESAKRALAN AREAL MAKAM DALAM PERSPEKTIF HUMANISME EKOLOGI HENRYK SKOLIMOWSKI

Aprilla, Farid (2023) KESAKRALAN AREAL MAKAM DALAM PERSPEKTIF HUMANISME EKOLOGI HENRYK SKOLIMOWSKI. KESAKRALAN AREAL MAKAM DALAM PERSPEKTIF HUMANISME EKOLOGI HENRYK SKOLIMOWSKI. (Unpublished)

[img] Text
JURNAL Farid Aprilla.pdf
Restricted to Registered users only

Download (404kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kesakralan dari areal makam puyang Kedom Tenggalam dalam persepspi humanisme ekologi Henryk Skolimowski dan untuk mengetahui peranan dari areal makam yang dianggap oleh masyarakat setempat sebagai tempat yang sakral. Penelitian ini berjenis penelitian lapangan (field research) yang memperoleh data berupa cerita yang diceritakan langsung oleh penjaga makam melalui proses wawancara dan mendatangi langsung areal makam puyang Kedom Tenggalam sebagai bentuk observasi dan kemudian mendokumentasikan beberapa tempat sebagai bukti observasi. Kemudian data tersebut dianalisa dengan analisis deskripsi untuk dipadukan dengan data yang bersumber dari buku Filsafat Lingkungan karya Henryk Skolimowski. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kesakralan areal makam puyang Kedom Tenggalam dalam persepsi humanisme ekologi Henryk Skolimowski didasari oleh pengalaman spiritual dan toleransi terhadap fenomena transfisik. Keyakinan kuat masyarakat terhadap kekuatan supranatural yang menjadikan masyarakat menjaga areal makam tersebut. Hasilnya areal tersebut tetap terjaga keasriannya dan terjaga juga dari tangan-tangan manusia yang rakus akan kekayaan. Masyarakat sekitar meyakini bahwa ruh pemilik makam yaitu puyang Kedom Tenggalam masih ada dan menjaga areal makam sehingga masyarakat tidak berani merusak karena takut akan musibah yang ditimbukan dari merusak areal tersebut. Musibah tersebut dapat berupa penyakit yang susah diobati secara medis. Kemudian secara pandangan Islam, Allah membenci kerusakan sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya dalam surah Al-Qashash ayat 77. Alam tidak hanya diciptakan oleh Allah hanya untuk kepentingan manusia saja, melainkan juga untuk seluruh makhluk hidup yang ada di dalamnya. Manusia ditunjuk sebagai pemimpin di bumi ini agar berlaku adil dan menjaga seluruh ciptaan yang telah Allah ciptakan dari kerusakan.

Item Type: Article
Subjects: 100 Filsafat dan Psikologi > 170 Etika, Filsafat Moral
Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam
Depositing User: FARID APRILLA 1810302004
Date Deposited: 18 Sep 2023 05:02
Last Modified: 04 Oct 2023 01:20
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/30801

Actions (login required)

View Item View Item