LARANGAN MENCAMPURI ISTRI YANG DITALAK RAJ'I SEBELUM DIRUJUK MENURUT PERPEKTIF MAZHAB SAYAFI'I

DENDRAWAN, ADMAJINATA (2024) LARANGAN MENCAMPURI ISTRI YANG DITALAK RAJ'I SEBELUM DIRUJUK MENURUT PERPEKTIF MAZHAB SAYAFI'I. Undergraduate Thesis thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG.

[img] Text
Dendrawan Skripsi Fix.pdf
Restricted to Registered users only

Download (652kB)

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi karena adanya perbedaan pendapat mengenai larangan mencampuri istri yang ditalak raj’i sebelum dirujuk. Mazhab Hanafi, Maliki dan Hanbali memperbolehkan suami menggauli istri yang ditalak raj’i, karena jima’ tersebut dianggap sebagai tanda rujuk. Sedangkan mazhab Syafi’i mengatakan bahwasanya suami dilarang bergaul dengan istrinya yang telah ditalak raj’i tersebut sebab jima’ tidak termasuk tata cara untuk rujuk, sebab rujuk hanya sah bila dilakukan dengan ucapan saja. Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini ialah pendekatan hukum normatif. Jenis data yang dipakai adalah kualitatif yang bersumber dari data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui kepustakaan. Sedangkan analisis data memakai teknik deskriptif kualitatif. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mazhab Syafi’i melarang suami untuk mencampuri istrinya yang telah ditalak, sebab jima’ bukanlah cara untuk rujuk. Adapun rujuk hanya sah bila dilakukan dengan ucapan. Kemudian dasar hukum yang digunakan oleh mazhab Syafi’i dalam melakukan proses istinbath hukum tentang tidak sahnya rujuk dengan cara menggauli istri adalah qiyas, yaitu disamakan dengan pernikahan dan talak yang hanya sah bila dilakukan dengan perkataan baik dengan kata-kata yang tegas maupun sindiran. Lalu pada pendapat kedua mereka juga memakai qiyas, sebagian disamakan dengan permasalahan pernikahan, dan sebagian disamakan dengan masalah talak, di mana mereka berpendapat bahwa rujuk harus menggunakan kata-kata yang tegas sebagaimana akad nikah yang harus memakai kalimat yang jelas. Apabila suami merujuk istrinya dengan kata-kata kiasan, maka harus disertai dengan niat, hal ini disamakan dengan talak kinayah yang hanya sah bila disertai dengan niat.

Item Type: Thesis (Undergraduate Thesis)
Subjects: Syariah dan Hukum > Hukum Keluarga Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > 74230 - Hukum Keluarga Islam (Ahwal Syakhshiyyah)
Depositing User: DENDRAWAN ADMAJINATA 1820101043
Date Deposited: 22 Apr 2024 01:39
Last Modified: 22 Apr 2024 01:39
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/36715

Actions (login required)

View Item View Item