ANALISIS PUTUSAN HAKIM NOMOR 875/PID.B/2017/PN PLG DALAM PERKARA PIDANA PENCURIAN BIDUK DIPENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

RENDI HIRAWANSYAH, NIM. 14160084 (2018) ANALISIS PUTUSAN HAKIM NOMOR 875/PID.B/2017/PN PLG DALAM PERKARA PIDANA PENCURIAN BIDUK DIPENGADILAN NEGERI LUBUK LINGGAU DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Diploma thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH.

[img] Text
RENDI HIRAWANSYAH.pdf

Download (2MB)

Abstract

Penelitian ini dengan judul “Analisis Putusan Hakim Nomor 875/Pid.B/2017/PN Dalam Perkara Pidana Pencurian “Biduk” Dipengadilan Negeri Lubuklinggau Dalam Perspektif Hukum Islam” terdakwa alias bal dan udin dalam putusannya dijatuhi hukuman satu tahun empat bulan penjara dan dikenakan biaya perkara lima ribu rupiah. Tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa termasuk kedalam kategori pencurian dalam keadaan memberatkan karena pencurian ini melanggar pasal 363 ayat 1 ke- 4 KUHP dengan ancaman pidana maksimum 7 tahun penjara. Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), yaitu suatu bentuk penelitian yang datanya diperoleh dari pustaka, dengan cara memperoleh dan mengumpulkan data berupa dokumen dari putusan Hakim Pengadilan Negeri Lubuklinggau Nomor 875/Pid.B/2017/PN.Llg. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian bersifat deskriptif analitis, analisa data yang dipergunakan adalah pendekatan kualitatif. Sumber bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah Al-Qur’an, Al- Hadits, Undang-undang nomor 1 tahun 1996 (KUHP) dan putusan Hakim Pengadilan Negeri Lubuklinggau Nomor 875/Pid.B/2017/PN.Llg. kesimpulan penelitian ini adalah: pertama, pertimbangan yang diputuskan Hakim secara aspek yuridis bahwa unsur-unsur pasal 363 ayat (1) ke 4 dan KUHP telah terpenuhi secara sah menurut hukum. Pertimbangan yang diputuskan hakim secara filosofis bahwa Hakim menelaah dari sisi aspek kemanusiaan serta keadilan sosial. Hakim tidak menjatuhkan hukuman maksimal karena Hakim tetap memperhatikan unsur-unsur meringngankan terdakwa dengan tidak mengabaikan rasa keadilan, hakim mencerminkan keadilan kedua sisi tidak hanya sikorban tetapi juga bagi terdakwa, kedua, menurut fiqih jinayah tindak pidana pencurian tersebut termasuk dalam kategori pencurian tidak sempurna, artinya tidak dapat dihukum potong tangan namun cukup dengan hukuman ta’zir, karena barang yang dicuri tidak mencapai nisab. Karena itu, hukuman yang dijatuhkan Hakim Pengadilan Negeri Lubuklinggau sama dengan hukuman yang telah ditetapkan dalam fiqih jinayah yaitu hukumanta’zir.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Syariah dan Hukum > Hukum (Umum)
Depositing User: UPT Perpustakaan Pusat
Date Deposited: 22 Feb 2019 02:28
Last Modified: 22 Feb 2019 02:28
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/3697

Actions (login required)

View Item View Item