LESTARI, RESTI PUJI (2024) “TRADISI SEDEKAH BUAYA DITINJAU DARI TEORI TOTEMISME” (Studi Kasus Tradisi Sedekah Buaya Di Desa Tambangan Kelekar Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim). Undergraduate Thesis thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.
|
Text
SKRIPSI RESTI FIX.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Skripsi ini berjudul “TRADISI SEDEKAH BUAYA DITINJAU DARI TEORI TOTEMISME” (Studi Kasus Tradisi Sedekah Buaya Di Desa Tambangan Kelekar Kecamatan Gelumbang Kabupaten Muara Enim).Tradisi Sedekah Buaya dilakukan untuk kepentingan bersama agar tidak mendatangkan bencana terhadap masyarakat seperti terjadinya korban jiwa serta menghindari kemarahan penunggu sungai Kemang. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk menjawab rumusan masalah yakni, proses pelaksanaan tradisi sedekah buaya, faktor penyebab masyarakat di Desa Tambangan Kelekar mempercayai tradisi tersebut, dan analisisnya dengan teori totemisme. Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan. Sumber data yang digunakan data primer yaitu wawancara secara langsung ketua adat, masyarakat dan perangkat desa. Data sumber sekunder berupa arsip-arsip desa seperti hasil poto-poto kegiatan tradisi sedekah buaya. Teknik pengumpulan data penelitian melalui metode observasi, wawancara, dokumentasi. Selanjutnya dianalisis data dengan menelaah data yang ada, lalu reduksi data merupakan merangkum hal yang penting, paparan data dan verifikasi data serta menarik kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: pertama, terdapat tata cara proses pelaksanaan tradisi yaitu, warga masyarakat masak bersama-sama setelah itu pergi ke Keramat Kemang ketika sampai langsung membaca surat Yasin. Sesudah Maghrib di rumah ketua adat melakukan rutinitas keagamaan dengan diakhiri makan bersama, keesokan harinya dibagikan Langger supaya tidak Ketindayan (penyakit) yang tidak bisa disembuhkan secara medis. Kedua, terdapat faktor penyebab masyarakat mempercayai tradisi ditinjau dari faktor internal yakni: Masyarakat percaya tradisi tersebut merupakan turun-temurun dari nenek moyang lalu dipercaya menolak balak, untuk keselamatan desa, serta membersihkan desa. Sedangkan faktor eksternal masyarakat tidak bisa pergi ke kebun dan mencari ikan karena buaya gaib naik ke permukaan air, yang dampaknya menganggu aktivitas warga yang ingin keluar rumah. Ketiga, dalam tinjauan teori totemisme terdapat kepercayaan totem berupa gambar rumah, perahu, pakaian dan tubuh. Durkheim mengatakan totem dihubungkan langsung dengan tuhan dan masyarakat karena tuhan dianggap dapat merubah rupa serta diimajinasikan dalam bentuk binatang atau tanaman totem. Selanjutnya terdapat larangan seperti, berbicara sembarangan di sungai Kemang lalu tidak boleh memberi makan atau membaca mantra kepada buaya gaib kecuali pawang buaya itu sendiri. Dikatakan Freud totem tidak boleh dibunuh, dihancurkan ataupun memakannya. Pada sedekah buaya sakral tertuju pada buaya, sedangkan profan itu dianggap perempuan atau laki-laki yang menjalankan tradisi agar menghindari marabahaya yang tidak diinginkan. Kata Kunci: Sedekah Buaya, Totem, Tradisi
Item Type: | Thesis (Undergraduate Thesis) |
---|---|
Subjects: | Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama - Agama |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam > 76234 - Studi Agama-agama |
Depositing User: | Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam |
Date Deposited: | 27 Aug 2024 08:11 |
Last Modified: | 27 Aug 2024 08:11 |
URI: | http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/40228 |
Actions (login required)
View Item |