RELEVANSI PRINSIP-PRINSIP TASAWUF TERHADAP NILAI-NILAI DASAR PANCASILA DALAM TAFSIR AL-AZHAR

JAYA, MANDRA (2024) RELEVANSI PRINSIP-PRINSIP TASAWUF TERHADAP NILAI-NILAI DASAR PANCASILA DALAM TAFSIR AL-AZHAR. Masters thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.

[img]
Preview
Text
TESIS MANDRA FULL .pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Tasawuf dan pancasila sama-sama otoritas moral. Pancasila dengan kaitannya dengan knegaraan dan kesukuan, sementara sufisme dalam pengatuaran yang ketat. Tasawuf dan pancasila sebagai kedua pelaksana moral ini menarik untuk cara yang paling efektif melihat tasawuf dalam sudut pandang pancasila sebagai inti dari pelajaran Islam, mengingat penekanan pelajaran tasawuf adalah terus menerus merasa dilihat atau diawasi oleh Allah yang dalam saran memiliki kontrol atas perilaku-perilaku dan kegiatan dalam hubungan persahabatan, sosial, lebih jauh lagi, berbangsa dan negara. Dalam deretan nama pahlawan yaitu seorang ulama salah satunya ialah Buya Hamka. Tentunya, keberadaan para ulama dan keikutsertaan mereka dalam peperangan ataupun perumusan bangsa negara memberikan sumbangsih. Salah satunya adalah Pancasila. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode (library research) yaitu penelitian menelaah literatur tertulis baik berupa buku, jurnal dll. Didalam tesis ini penulis berupaya untuk mengumpulkan ayat-ayat yang berkaiatan dengan prinsip-prinsip tasawuf terhadap nilai-nilai dasar pancasila. Hasil penelitian Buya Hamka memandang bahwa Ketuhanan yang Maha Esa, adalah pokok sila dari Pancasila. Sebab, orang yang percaya kepada Tuhan pasti berperikemanusiaan. Orang yang percaya pada Tuhan pasti memahamkan persatuan Indonesia karena ia beriman kepada Tuhan. Karenanya menurut Buya Hamka, “siapa saja yang menghianati persatuan Indonesia, nyatalah dia pemungkir janji dan nyatalah dia melanggar imannya kepada Allah.” Apabila benar-benar dia telah menegakkan kepercayaan kepada Tuhan, dilaksanakan perintah-Nya, dihentikan larangan-Nya, mengingat Dia selalu dalam segenap langkah, pastilah negera ini akan mencapai adil dan makmur. Sebab dalam hal ini Buya Hamka memandang bahwa tercapainya kemakmuran karena rahmat dari Tuhan untuk hamba-hamba-Nya. Dalam kitab Tafsir Al-Azhar QS. al-Ikḥlaṣ ayat 1 dan Al-baqarah:163 yang memuat nilai ke Esaan tuhan. QS. An-Nisa: 135 dan QS. Asy-Syura:15 ayat ini menjelaskan tentang kemanusiaan terhadap sesama mengenai muraqabah dari sila kedua pancasila. Dengan muraqabah, manusia menyadari keikutsertaan (maiyyah) Allah SWT dalam setiap langkahnya dalam dirinya. QS. al-Hujarat 13 dan QS. Ali�Imran ayat 103 ayat ini menerangkan bahwa manusia itu adalah sama dihadapan Allah, tiada suatu bangsa mempunyai kelebihan dengan yang lain, semuanya adalah sama-sama anak cucu Adam yang membedakan mereka adalah tingkat ketaqwaan saja. QS. Al-Baqoroh 269 Buya Hamka menafsirkan bahwa ayat ini mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama. Pada surat An-Nahl ayat 90 Buya Hamka menafsirkan bahwa mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotong royongan. Kata Kunci: Prinsip Tasawuf, Pancasila, Tafsir Al-Azhar

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Divisions: Pascasarjana > Program Magister > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam
Date Deposited: 06 Sep 2024 07:52
Last Modified: 06 Sep 2024 07:52
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/41068

Actions (login required)

View Item View Item