Narsistik dalam Konteks Al-Qur’an pada Tradisi Sosial Keagamaan di Indonesia

GUSTI WIJAYA, FITRA (2025) Narsistik dalam Konteks Al-Qur’an pada Tradisi Sosial Keagamaan di Indonesia. Masters thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH PALEMBANG.

[img] Text
Tesis Asli-1-14.pdf

Download (618kB)
[img] Text
Tesis Asli-15-17.pdf

Download (231kB)
[img] Text
Tesis Asli-18-32.pdf
Restricted to Registered users only

Download (307kB) | Request a copy
[img] Text
Tesis Asli-33-47.pdf
Restricted to Registered users only

Download (378kB) | Request a copy
[img] Text
Tesis Asli-48-77.pdf
Restricted to Registered users only

Download (542kB) | Request a copy
[img] Text
Tesis Asli-78-121.pdf
Restricted to Registered users only

Download (570kB) | Request a copy
[img] Text
Tesis Asli-122-141.pdf
Restricted to Registered users only

Download (341kB) | Request a copy
[img] Text
Tesis Asli-142-147.pdf

Download (338kB)
[img] Text
Tesis Asli-148.pdf

Download (128kB)

Abstract

Narsisme menurut sebagian orang merupakan seseorang yang suka memotret diri, memperlihatkan keindahan wajahnya, kecerdasan, pencapaian dengan mempostingnya di media sosial agar mendapat pujian di lingkungan teman-temannya. Narsisme menurut ahli psikologi merupakan kecintaan seseorang yang berlebihan terhadap diri sendiri, yang kemudian dapat menyebabkan gangguan narsistik. Narsistik merupakan penyakit gangguan jiwa yang menjadi perhatian utama dalam psikologi kontemporer. Penyakit narsistik dari level individual dapat bertransformasi menjadi narsistik kolektif, yang tidak hanya menjangkiti orang awam semata, bahkan menjangkiti sebagian besar pemilik gelar keagamaan di Indonesia, seperti: gus, habib, haji, buya, dan kiai. Al-Qur’an melarang sifat narsistik individual maupun narsistik kolektif, alQur’an memerintahkan untuk mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. Penelitian ini mengeksplorasi fenomena narsistik kolektif dalam al-Qur’an berdasarkan teks dan konteks. Teks yang bersifat umum, bukan sesuatu yang tidak dapat dipahami, tetapi ia tidak dapat berdiri sendiri tanpa konteks, untuk itu penulis menggunakan hermeneutika kontekstual Abdullah Saeed. Pendekatan konteks menyingkap narsistik yang terdapat pada fase Makiyah dan Madaniah, seperti: asabiah, takabur, amāniyyah, dan hasad. Tradisi sosial merupakan kebiasaan yang diwariskan secara turun-temurun. Tradisi sosial keagamaan di Indonesia seperti selamatan kematian, pemberian gelar keagamaan, dan tradisi-tradisi yang menyalahi syariat agama, menjadi sebagian sumber penyebab narsistik pemilik gelar keagamaan di Indonesia, mereka menjadi pembela, pendukung tradisi tersebut agar terus dilestarikan oleh pengikutnya, disebabkan jauhnya mereka dari memahami konteks ayat narsistik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penafsiran ayat narsistik oleh pemilik gelar keagamaan di Indonesia, lebih kepada pendekatan teks.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Narsistik, Konteks Al-Qur’an, Tradisi Sosial Keagamaan
Subjects: 200 Agama > 297 Islam > 2x1 Al-Quran dan Ilmu Terkait
Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Divisions: Pascasarjana > Program Magister > 76131 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S2)
Depositing User: Fitra Gusti Wijaya 2130306010
Date Deposited: 21 May 2025 08:06
Last Modified: 21 May 2025 08:06
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/46576

Actions (login required)

View Item View Item