BASARUDIN, BASARUDIN (2019) PENDIDIKAN SEKS ANAK PERSPEKTIF ABDULLAH NASHIH ULWAN (Tela’ah atas Kitab Tarbiyah al-Aulad Fi al-Islam bab al-Tarbiyah al-Jinsiyah)(2010). Masters thesis, Universitas Islam Negeri Raden Fatah.
|
Text
TESIS S2 BASARUDIN-REVISI baru.pdf Download (391kB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Penelitian ini mengambil judul, Pendidikan Seks Anak menurut Abdullah Nashih Ulwan. Adapun alasan penulis memilih judul tersebut adalah adanya persoalan dan polemik rumah tangga muslim akibat ketidakmengertian tentang persoalan seks ini, selain itu banyaknya anak-anak dan remaja putri yang melakukan hubungan seks sebelum menikah dan maraknya pornografi di lingkungan masyarakat Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan metode kepustakaan (library research). Sumber data ini meliputi data primer dan data sekunder. Data-data yang terkumpul diolah dan dibahas dengan menggunakan metode diskripsi analisis. Data primer dalam penelitian ini adalah karyanya Abdullah Nashih Ulwan : tarbiyah al-awlad fi al-Islam bab at-tarbiyah al-jinsiyah. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah buku-buku, situs internet dan lain-lain yang ada hubungannya dengan pendidikan seks anak dalam pandangan Islam. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: menghimpun sumber data, membaca, mencatat, menklasifikasi. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis isi. Penelitian ini menghasilkan temuan diantaranya, bahwa konsep pendidikan seks menurut Abdullah Nashih Ulwan adalah harus di mulai sejak usia dini ketika anak mulai bertanya masalah seks. Berdasarkan data dan analisa diperoleh temuan bahwa: Pertama, pendidikan seks adalah salah satu cara untuk mengatasi dan mencegah penyimpangan dan kejahatan seksual. Pendidikan seks bertujuan salah satunya untuk menanamkan identitas kelaki-lakian (maskulinitas) dan identitas kewanitaan (feminitas) dan mengarahkan dorongan seks yang fitrah sesuai dengan ajaran islam. Kedua, penanaman pendidikan seks diberikan kepada anak tujuannya adalah untuk memberikan pengertian, dan pemahaman yang wajar mengenai proses kedewasan dirinya baik fisik maupun mental emosional yang berhubungan dengan seks. Ketiga, penanaman pendidikan seks seyogyanya harus dimulai dan diberikan oleh orang tua dan di rumah, karena anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah bersama orang tuanya. Abdullah Nashih Ulwan menawarkan konsep pendidikan seks yang Islami dan rabbani sebagai solusi dan problem solving atas berbagai kasus seks dan seksual yang yang banyak menimpa anak dan remaja muslim. Menurut Abdullah Nashih Ulwan, ada tiga tahapan yang harus dilakukan pendidik (orang tua) dalam hal pendidikan seks anak ini. Pertama, ketika anak berusia 7-10 tahun anak harus dididik tentang adab/etika meminta izin masuk rumah atau masuk kamar orang tuanya dalam tiga waktu dan diajarkan tentang larangan memandang aurat yang bukan muhrimnya. Kedua, ketika anak berusia 10-14 tahun, anak harus dikenalkan dengan organ seksual dan perubahan seksual yang terjadi pada perkembangan fisiknya dan juga di jauhkan dari segala sesuatu yang dapat mengakibatkan rangsangan seksual dan penyimpangan seksual. Ketiga, ketika anak memasuki usia 14-16 tahun, anak harus diajarkan dan dikenalkan dengan seluk-beluk perkawinan dan etika hubungan seksual suami istri.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | ?? L1 ?? |
Depositing User: | PPS Pasca Sarjana |
Date Deposited: | 31 Dec 2019 07:51 |
Last Modified: | 31 Dec 2019 07:51 |
URI: | http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/5377 |
Actions (login required)
View Item |