Prayogi, Arditya (2016) RESPON UMAT ISLAM HINDIA BELANDA ATAS KERUNTUHAN TURKI UTSMANI PADA 1924. Masters thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.
|
Text
ARDITYA PRAYOGI.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
ABSTRAK Tesis yang ber judul Respon Umat Islam Hindia Belanda Atas Keruntuhan Turki Utsmani 1924-1930 dilatarbelakangi posisi Turki Utsmani yang secara historis memiliki pengaruh besar bagi umat Islam di Hindia Belanda. Umat Islam Hindia Belanda melihat bahwa Turki Utsmani adalah perwakilan politik dan spiritual bagi mereka. Dari latar belakang tersebut, tesis ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang serta respon umat Islam Hindia Belanda ketika Turki Utsmani diruntuhkan dan diganti dengan Republik Turki, dan juga untuk melihat dampak atas keruntuhan tersebut di Hindia Belanda. Dalam penulisan tesis ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan model penelitian pustaka (library research), dengan menelaah berbagai literatur yang relevan dan dipaparkan secara deskriptif-analitis. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan-tahapan berupa heuristik, kritik/verifikasi, intepretasi, dan historiografi dengan pendekatan sosial politik. Adapun data yang digunakan berupa data primer yang diambil dari berita-berita media massa yang sezaman, serta menggunakan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah heuristik dan kritik. Teknik analisa data yang digunakan adalah intepretasi dan setelahnya dilakukan penulisan sejarah atau historiografi. Dari hasil analisis diketahui bahwa keruntuhan Turki Utsmani pada 3 Maret 1924 direspon umat Islam Hindia Belanda dengan upaya revitalisasi khilafah melalui upaya pelaksanaan kongres/pertemuan, pembentukan komite/badan khusus serta penerbitan media massa. Hal ini dilakukan dalam kerangka perjuangan pergerakan yang menyesuaikan dengan jiwa zamannya. Dalam hal ini, Sarekat Islam adalah organisasi Islam yang banyak berperan penting dalam mengolah peristiwa ini menjadi sebuah Isu yang dapat menyatukan berbagai golongan umat Islam untuk bersatu dan menjadikannya sebagai agenda bersama. Namun, dinamika dunia Islam, terutama yang terjadi di Hijaz menjadikan isu khilafah menjadi komoditas bagi golongan pembaharu Islam. Dalam konteks ini golongan tradisionalis Islam melihat bahwa isu khilafah telah dimonopoli dan membuat mereka menarik diri dalam berbagai pertemuan setelahnya. Isu keruntuhan Turki Utsmani yang awalnya mampu menghimpun dan menyatukan umat Islam Hindia Belanda akhirnya lama-kelamaan ditinggalkan. Sebagai dampaknya maka, timbul perpecahan di kalangan internal umat Islam Hindia Belanda. Perpecahan ini kemudian menjadikan wacana revitalisasi khilafah dalam ideologi Pan-Islam mulai ditinggalkan oleh umat Islam Hindia Belanda. Dampak lainnya berupa perubahan citra Turki atas kaitannya secara politis dan teologis. Pada akhirnya hal tersebut juga memunculkan diskursus baru terutama soal hubungan agama Islam dan negara dalam konteks pencarian format bentuk negara merdeka bagi Indonesia kelak. Di Indonesia, diskursus ini hingga dewasa ini juga masih belum berakhir dan masih terus mengalami dinamika.
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | ?? D111 ?? |
Divisions: | Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Humanities |
Depositing User: | PPS Pasca Sarjana |
Date Deposited: | 10 Feb 2020 06:31 |
Last Modified: | 10 Feb 2020 06:31 |
URI: | http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/6270 |
Actions (login required)
View Item |