KONFLIK ELIT POLITIK DI KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM TAHUN 1803-1821

RAVIKO, RAVIKO (2013) KONFLIK ELIT POLITIK DI KESULTANAN PALEMBANG DARUSSALAM TAHUN 1803-1821. Masters thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.

[img]
Preview
Text
RAVIKO.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Tesis yang berjudul “Konflik Elit Politik di Kesultanan Palembang Darussalam Tahun 1803-1821” dilatarbelakangi oleh konflik yang sangat krusial di Kesultanan Palembang Darussalam baik konflik politik antar sesama keluarga sultan maupun dari para kolonial yang berusaha menguasai monopoli perdagangan yang tak kunjung selesai sejak tahun 1803 sampai Kesultanan Palembang Darussalam mengalami kejatuhan tahun 1821. Dari latarbelakang tersebut, tesis ini bertujuan untuk mengetahui peran elit politik di Kesultanan Palembang Darussalam, Konflik yang terjadi di Kesultanan baik konflik interen maupun eksteren dan untuk mengetahui peristiwa-peristiwa yang ditimbulkan akibat eskalasi konflik. Dalam penulisannya penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan-tahapannya. Adapun data yang digunakan adalah data yang diperoleh dari sumber primer seperti naskah sya’ir perang menteng, silsilah Raja Palembang dan Silsilah Raja dan penguasa Palembang, serta data sekunder yang berasal dari hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Studi ini merupakan penelitian pustaka (library research) dengan menggunakan metode deskriptif-analisis artinya penulis berupaya untuk memaparkan kondisi Kesultanan Palembang Darussalam secara umum sebelum akhirnya akan mendeskripsikan konflik elit politik Kesultanan Palembang Darussalam dan kolonial. Kemudian dilakukan analisis dengan interpretasi tentang substansi konflik elit politik di Kesultanan Palembang Darussalam. Dari hasil analisis diketahui bahwa elit politik yang terbagi elit politik yang memerintah dan elit non-memerintah memiliki peran masing-masing di tengah masyarakat yang ada. Elit politik yang memerintah dalam penelitian ini adalah sultan dan para priyayi. Mereka memiliki peran mengatur stabilitas di masyarakat dan membuat kebijakan-kebijakan. Sedangkan elit politik non-memerintah yang terlibat dalam konflik ini adalah kolonial Inggris dan Belanda. Para kolonial ini awalnya berperan sebagai pedagang yang berusaha memonopoli perdagangan dan kemudian ikut campur dalam urusan pemerintahan. Selanjutnya konflik interen antara Sultan Mahmud Badaruddin II dengan Sultan Ahmad Najamuddin II merupakan kekecewaan Sultan Mahmud Badaruddin II dengan pengkhianatan yang dilakukan oleh adiknya Sultan Ahmad Najamuddin II, konflik internal tersebut distimulasi oleh kolonial sehingga konflik internal semakin memanas. Sedangkan konflik Kesultanan Palembang Darussalam dengan kolonial diakibatkan oleh perbedaan kepentingan. Kesultanan Palembang berusaha untuk melepaskan diri dari kolonial dan memperoleh kedaulatan. Sedangkan kolonial Inggris dan Belanda berusaha menguasai monopoli untuk memenuhi kesejaterahan serta meningkatkan stabilitas ekonomi. Ketika konflik mengalami kemandekan akibat kebuntuan dalam menemukan solusi terbaik antara pihak yang berkonflik. Maka konflik tersebut mengalami eskalasi, dengan lahirnya perang 1819 dan 1821. Dalam perang 1819 babak I dan babak II, Kesultanan Palembang Darussalam berhasil menghancurkan kekuatan kolonial dengan kekuatan dan semangat jihad fi sabilillah yang dikobarkan oleh Tarekat Samaniyah.

Item Type: Thesis (Masters)
Uncontrolled Keywords: Konflik, elit politik, Kesultanan Palembang Darussalam, kolonial
Subjects: Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Ilmu Politik
Depositing User: PPS Pasca Sarjana
Date Deposited: 12 Feb 2020 04:22
Last Modified: 12 Feb 2020 04:22
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/6332

Actions (login required)

View Item View Item