AKULTURASI ISLAM DENGAN BUDAYA MELAYU (Studi Terhadap Upacara Adat Perkawinan Melayu Jambi)

Jamaluddin, Arsyad (2019) AKULTURASI ISLAM DENGAN BUDAYA MELAYU (Studi Terhadap Upacara Adat Perkawinan Melayu Jambi). Doctoral thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.

[img]
Preview
Text
120301005_Jamauluddin Arsyad_2019.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Kajian mengenai Akulturasi Islam dengan Budaya Melayu dalam konteks kekinian dikaitkan dengan adat Perkawinan Melayu Jambi masih dianggap relevan dan menarik, utamanya di Jambi sebagai salah satu pusat peradaban Melayu dan penyebaran Islamnya begitu cepat dan damai. Sejak awal Jambi berhasil melakukan akulturasi Islam dengan budaya Melayu terutama dalam konteks adat perkawinan Melayu melalui tiga aktor penting didalamnya yaitu penguasa (pemerintah), tokoh agama (ulama), dan Pemangku adat yang dikenal dengan“tali tigo sepilin atau tungku tigo sejenang”. Dengan menggunakan metode deskriptif-kualitatif, penulis menelaah tiga hal: 1)Adat Perkawinan Dalam perspektif Budaya Melayu Jambi, 2)Proses Akulturasi Islam Dalam Adat Perkawinan Melalayu Jambi, dan 3) Posisi Islam Dalam Konstruksi Budaya Melayu Jambi. Melalui pendekatan Antropologi, penulis mencermati tradisi yang ada dalam upacara adat perkawinan Melayu. Temuan penelitian: Pertama, Perkawinan adat Melayu Jambi, merupakan sebuah karya budaya dari hasil akulturasi antara Islam dengan adat dan tradisi. Kalau Islam menekankan dari aspek akad nikah, dan adat dari aspek prosudural, maka tradisi menekankan pada aspek perlengkapan yang diperlukan. Maka masyarakat Melayu Jambi memandang sebuah perkawinan adalah sesuatu yang sakral (suci), karena terjadinya ikatan dan perjanjian (akad) antara kedua belah pihak (laki-laki dan Perempuan) baik secara lahir maupun bathin. Serta harus memenuhi ketentuan adat ( adat diisi lembago dituang), ketentuan agama (syarak), dan ketentuan peraturan perundang-undangan (Undang-undang Perkawinan). Maka dalam adat Jambi disebutkan; “Kawin beradat, sarak (perceraian) berhukum, adat datang lembago nunggu, adat naik lembago turun”. Kedua, Proses akulturasi Islam dengan Adat perkawinan Melayu Jambi berlangsung damai, karena pertemuan Islam dengan budaya yang terjadi adalah perpaduan yang harmonis. Sehingga Islam dijadikan sebagai bagian dari identitas sosial untuk memperkuat identitas yang sudah ada sebelumnya. Bagi masyarakat Melayu Jambi, Islam bukan hanya sebagai sebuah agama, tetapi Islam telah masuk ke dalam kehidupannya. Ketiga, Islam mempunyai posisi penting dalam kehidupan masyarakat Melayu Jambi, sedangkan adat merupakan tradisi warisan nenek moyang. Setelah terjadi akulturasi, maka keduanya dipadukan dan saling melengkapi yang harus dipatuhi sebagai wujud menjunjung tinggi idealisme keberagamaan dan keberadatan mereka. Masyarakat Melayu Jambi sejak Islam datang sepakat Islam sebagai panduan hidup xii (way of life), sesuai falsafah “adat bersendi syarak, syarak bersendi Kitabulllah; artinya ketentuan syarak direalisasikan oleh adat sehingga keduanya sejalan dan tetap harmonis. Implikasinya, Pernikahan dalam tradisi Melayu Jambi, adalah perpaduan antara kuatnya adat dan juga pelaksanaan ajaran Islam. Islam yang datang setelah terbangunnya peradaban Mealyu Jambi melalui rentang wakatu yang panjang tidak sertamerta mengubah tradisi yang sudah ada.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Uncontrolled Keywords: Akulturasi, Adat Perkawinan, Masyarakat Melayu Jambi.
Subjects: ?? CB ??
Depositing User: PPS Pasca Sarjana
Date Deposited: 25 Aug 2020 04:11
Last Modified: 25 Aug 2020 04:11
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/7336

Actions (login required)

View Item View Item