DEGRADASI MAKNA GAGASAN FUNGSI PANTUN DAN TARIAN DALAM PROSESI PERKAWINAN BUDAYA MELAYU DELI

DATUK, IMAM MARZUKI (2019) DEGRADASI MAKNA GAGASAN FUNGSI PANTUN DAN TARIAN DALAM PROSESI PERKAWINAN BUDAYA MELAYU DELI. Doctoral thesis, UIN REDEN FATAH PALEMBANG.

[img]
Preview
Text
BAB I imam.pdf

Download (953kB) | Preview

Abstract

ABSTRAKSI Penelitian ini berjudul: “Degradasi Makna Gagasan Fungsi Pantun dan Tarian pada Prosesi Perkawinan Budaya Melayu Deli”. Rumusan Masalah pada penelitian ini terdiri dari 1. Bagaimana Degradasi Makna Gagasan Fungsi Pantun dan Tarian Dalam Prosesi Perkawinan Melayu Deli? 2.Bagaimana Gagasan Fungsi Yang Terdapat Dalam Prosesi Perkawinan Budaya Melayu Deli? 3.Bagaimana Gagasan Fungsi Pantun Dalam Prosesi Perkawinan Budaya Melayu Deli? 4. Bagaimana Gagasan dan Fungsi Tarian Dalam Prosesi Perkawinan Budaya Melayu Deli? 5.Bagaimana Nilai-nilai Simbolisasi Pantun Tari Diinternalisasi Oleh Masyarakat Melayu Deli? Penelitian ini merupakan penelitian metode sejarah, hal ini didasarkan kepada upaya pendeskripsian peristiwa masa lampau. penelitian ini juga menggunakan library-research (penelitian kepustakaan) berusaha mendapatkan informasi yang lengkap mengenai topik penelitian mengarahkan persoalan data dan analisisnya yang bersumber dari literatur kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, terjadi penurunan pemaknaan gagasan fungsi yang terkandung dalam pantun dan tarian. Pesan tidak tersampaikan dengan baik, karena pergeseran fungsi pantun dan tarian dari penyampain pesan simbolik menjadi hanya untuk hiburan. Begitu juga dengan prosesi yang rumit, lama, dan penambahan biaya menjadi salah satu alasan masyarakat melayu Deli mulai tidak menggunakan budaya tersebut. Dahulu pantun yang bersifat nasihat terkadang dibuat menjadi humoris, hal ini membuat sifat sakralitas pantun menjadi bergeser. Keterbukaan masyarakat melayu Deli menjadi menyesuaikan dengan selera pasar. Kedua, dengan dilaksanakannya istiadat perkawinan Melayu, maka akan memberikan fungsi lebih jauh yaitu manusia Melayu akan berlanjut. Ia juga berfungsi untuk dengan gagasan mempertahankan kebudayaan Melayu di dunia ini. Maka upacara perkawinan adalah usaha menyatukan dua insan keturunan Adam dan Hawa, dalam sebuah rumah tangga. Tujuannya sangat mulia, yakni agar saling memberikan kasih sayang dancinta yang diabsahkan oleh agama dan adat sekaligus. Budaya ini juga menjadikan kekerabatan, baiksecara vertikal maupun horizontal. Struktur persaudaraan inilah yangmenjadikan manusia secara kelompok, menjadiharmonis.Fungsi institusi adat perkawinan lainnya adalah untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia. Ketiga, gagasan fungsi pantun dalam prosesi perkawinan budaya ada melayu Deli adalah penerimaan masyarakat Melayu yang tulus dan ihklas terhadap tamu yang datang dengan melambangkan nilai-nilai spiritual dan kultural dunia Melayu. Pada umumnya ‘sampiran’ mengandung citra-citra dari alam sekeliling, sedangkan ‘isi’ mengandung citra-citra dari kehidupan manusia atau dari alam pikiran dan perasaannya, kedua-duanya bertalian seperti kumandang dan bunyi. Gagasan pantun dapat penyelesaian sesuatu cara pandang, pemahaman, pemikiran yang belum tersimpulkan. Gagasan selanjutnya adalah harapan, agar hubungan berkeluarga tetap bertambah erat dan kedua pengantin sebagai jembatan kedua keluarga harus menjunjung tinggi azas mufakat untuk menggapai masa depan berkeluarga. Keempat, gagasan fungsi tarian dalam prosesi perkawinan budaya melayu Deli adalah gagasan religius dalam gerakannya.Ragam tari Inai mengandung kiasan dan arti yang diambil namanya dari nama- nama hewan yang berada disekitar masyarakat Melayu. Ragam Somba Pembuka, dimaksudkan sebagai permohonan keizinan kepada seluruh keluarga untuk melakukan persembahan tari Inai. Ragam kedua adalah Ragam Itik. Ragam ketiga disebut Ragam Burung. Menyajikan gerakan-gerakan burung pada saat terbang, hinggap, bertengger dan berjalan. Ragam keempat tari Inai yaitu Ragam Ular. Ragam kelima Ragam Pusing Guling. Kemudian ragam terakhir adalah Ragam Somba Penutup. Yaitu ragam penutup tari. Gagasan dari keseluruhan penyajian tari pesan moral yang dapat dijadikan pedoman bagi pengantin untuk mendirikan rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warahmah Kelima,Nilai-nilai simbolisasi pantun dan tari diinternalisasi oleh masyarakat melayu deli adalah Nilai keterbukaan Budaya Melayu yang selalu disebut sebagai budaya bahari adalah kebudayaan yang sifatnya terbuka. Melalui keterbukaan inilah masyarakatnya menjadi mejemuk. Nilai adat lainnya adalah etika dan moral. Di dalam adat ini terkandung nilai saling memelihara hubungan antar individu maupun kelompok. Nilai ini mengajarkan dan menyadarkan agar hidup saling menjaga sopan dan santun baik pribadi maupun sosial. Semangat utama pantun adalah sebagai alat komunikasi, untuk menyampaikan nasihat, melakukan kritik sosial tanpa mencederai perasaan siapa pun, mengungkapkan rasa rindu antara bujang dengan dara, dan sebagai media dalam menyampaikan tunjuk ajar.Tarian mencerminkan ekspresi individu dalam konteks sosial lainnya, dengan cara komunikasi bukan lisan. Misalnya cara berbusana, mengikut kesopanan Melayu, menarikan tarian Melayu dengan norma-norma Melayu, perilaku di atas dan di luar panggung, menjaga moralitas peribadi dan perilaku. Kata Kunci: Degradasi, Pantun, Tarian, dan Melayu Deli

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: ?? C1 ??
Depositing User: PPS Pasca Sarjana
Date Deposited: 22 Sep 2020 08:12
Last Modified: 22 Sep 2020 08:12
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/7429

Actions (login required)

View Item View Item