ABABIL, GARZIGON (2022) PEMIKIRAN TENTANG JIWA MENURUT IBN MISKAWAIH. Undergraduate Thesis thesis, UIN RADEN FATAH PALEMBANG.
Text
1.pdf Restricted to Registered users only Download (126kB) |
||
Text
2.pdf Restricted to Registered users only Download (190kB) |
||
Text
3.pdf Restricted to Registered users only Download (86kB) |
||
Text
4.pdf Restricted to Registered users only Download (150kB) |
||
Text
5.pdf Restricted to Registered users only Download (44kB) |
||
|
Text
ABSTRAK.pdf Download (22kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (63kB) | Preview |
|
|
Text
PEMIKIRAN TENTANG JIWA MENURUT IBN MISKAWAIH.pdf Download (25kB) | Preview |
Abstract
Skripsi ini dilatar belakangi masalah yang diteliti adalah tentang jiwa Pemahaman yang beragam dalam memahami eksistensi jiwa ini juga dalam rangka memahami kebenaran Mutlak yaitu Sang Pencipta. Maka ketika seseorang memahami dirinya yaitu jiwa beserta seluruh yang ada pada diri manusia maka ia akan mengenal TuhanNya. Ibn Miskawaih dalam kitab Tahzib al-Akhlaq, menggambarkan bagaimana bahawa jika daya-daya jiwa manusia bekerja secara harmonis dan senantiasa merujuk pada akal dapat melahirkan perbuatan-perbuatan moral yang akan menguntungkan bagi manusia dalam kehidupannya di dunia. Stabilitas fungsi daya-daya jiwa ini pun sangat tergantung pada faktor pendidikan yang sedemikian rupa akan membentuk tata hubungan fungsional daya-daya jiwa dalam membuat keputusan-keputusan yang memang diperlukan manusia dalam merealisasikan nilai-nilai moral dalam kehidupan. Dan oleh karena penjagaan kerja akal agar selalu berjalan sesuai dengan naturalnya merupakan prasyarat bagi perwujudan nilai-nilai moral, maka pembinaannya merupakan suatu kemestian dalam dunia pendidikan, dan dari gambaran pemikiran Ibn Miskawaih, maka Skripsi ini membahas Pemikiran tentang jiwa menurut Ibn Miskawaih. Peneliti menyimpulkan dari penelitian yang dilakukan, bahawa Konsep Jiwa menurut Ibn Miskawaih ini secara umum berusaha mencoba mengungkap hal-hal penting dari pemikiran intelektual Islam klasik, bagi Ibn Miskawaih, jiwa adalah jauhar rohani yang tidak hancur dengan sebab kematian jasad. Ia adalah kesatuan yang tidak terbagi-bagi. dan akan hidup selalu. Ia tidak dapat diraba dengan pancaindera karena ia bukan jisim dan bagian dari jisim. Sebagai substansi sederhana yang tidak dapat di indera oleh salah satu alat indera. Manusia menurut Ibn Miskawaih mempunyai tiga kekuatan yang bertingkattingkat sesuai dengan urutan sebagai berikut: Al- Nafs al- Bahimiyah (nafsu kebinatangan) yang buruk, manusia mempunyai sifat-sifat; ujub (pongah), sombong, mengolok-olok, penipu dan hina dina. Al Nafs al- Sabu’iah (nafsu binatang buas) yang sedang. Al Nafs al- Nathiqah ( jiwa yang cerdas) yang baik, manusia mempunyai sifat-sifat yang adil, harga diri, berani, pemurah, benar dan cinta Sifat buruk dari jiwa telah mempunyai kelakuan berani baik, pengecut, ujub (ponggah), sombong, suka olok-olok, penipu. Pada era modern, masyarakat sedang terjadi cultural shock atau kejutan-kejutan budaya, yang di mana dalam pemikiran Ibn Miskawaih, telah dijelaskan, apabila seorang manusia tidak bisa mengendalikan apa yang terjadi diera modern ini, yang di mana banyak sekali pemberitaan tentang kejahatan moral di media massa, dari itu manusia secara tidak langsung sudah dapat mengira baik buruknya suatu perbuatan, dan baiknya perilaku manusia tergantung pada pengendalian jiwa manusia. Kata Kunci: Jiwa, Ibn Miskawaih, Daya-daya
Item Type: | Thesis (Undergraduate Thesis) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Jiwa, Ibn Miskawaih, Daya-daya |
Subjects: | Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam > 76232 - Aqidah dan Filsafat Islam |
Depositing User: | UPT PERPUSTAKAAN #3 |
Date Deposited: | 16 Jun 2022 04:28 |
Last Modified: | 16 Jun 2022 04:28 |
URI: | http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/20724 |
Actions (login required)
View Item |