ISTI PARIDA, ISTI PARIDA (2023) ETIKA PERCERAIAN DI DALAM QS. AT-THALAQ PADA AYAT 1-12 DAN IMPLIKASI TEOLOGIS SERTA SOSIOLOGIS. ETIKA PERCERAIAN DI DALAM QS. AT-THALAQ PADA AYAT 1-12 DAN IMPLIKASI TEOLOGIS SERTA SOSIOLOGIS. (Submitted)
|
Text
A COVER.pdf Download (18kB) | Preview |
|
|
Text
A COVER.pdf Download (18kB) | Preview |
|
|
Text
ABSRTAK.pdf Download (294kB) | Preview |
|
|
Text
NEW JURNAL ISTI PARIDA.,..pdf Download (984kB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA (2).pdf Download (235kB) | Preview |
|
|
Text
ABSRTAK.pdf Download (294kB) | Preview |
|
|
Text
A COVER.pdf Download (18kB) | Preview |
|
|
Text
BAB 1-4.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
DAFTAR PUSTAKA (2).pdf Download (235kB) | Preview |
Abstract
ABSRTAK Skripsi ini berjudul Etika Perceraian didalam Qs. Ath-Thalaq Pada Ayat 1-12 Serta Implikasi Teologis dan Sosiologis penelitian ini bertujuan untuk memahami etika perceraian pada Qs. Ath-Thalaq. Sebagaimana halnya pernikahan, begitu besar persoalan talak dalam kehidupan sehingga ada surah dalam Al-Quran bernaman At�Thalaq. Surah At-Thalaq terdiri 12 ayat yang mengatur bagaimana etika dalam perceraian. Surah tersebut diturunkan di Madinah setelah surah al-Insan sebelum surah al-Bayyinah, Surah At-Thalaq ini termasuk kedalam kategori surah Madaniyah, begitu pula surah-surah atau ayat-ayat tentang perceraian yang lainnya, artinya aturan tentang perceraian diatur setelah Nabi hijrah ke madinah. Ada peristiwa sosial yang menghantarkan turunnya ayat ini yakni adanya pertanyaan yang diajukan oleh Umar bin Khattab kepada Rasulullah Saw. menyangkut anak beliau Abdullah yang mentalaq istrinya yang sedang haid. Nabi Saw menjawab, “Hendaklah dia rujuk kepadanya” dan bersabda pula ”apabila istrinya itu telah suci, maka dia boleh menceraikannya sebelum menyentuhnya, boleh juga melanjutkan ikatan perkawinan.(HR. Muslim, melalui Abu al-Zubair yang mendengarnya dari Abdurrahman Ibn Aiman) Jenis penelitian ini adalah studi pustaka (library reseach). Sumber data yang digunakan data sekunder dan data primer. Sumber data primer yaitu dari Al-Quran sedangkan sumber data sekunder dari kitab-kitab tafsir seperti Tafsir al-Azhar, Tafsir an-Nur, Tafsir ath-Thabari, Tafsir al-Misbah, buku, jurnal. Teknik pengumpulan data bersifat pencarian, penyelidikan, penghimpunan dari berbagai dokumen yang akurat. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif, dengan mendeskripsikan penafsiran terhadap Qs. ath-Thalaq. Yang dipakai adalah metode Tafsir tematik (maudu’i) dengan mengambil satu surah secara utuh yaitu Qs. ath-Thalaq. Hasil dari penemuan penelitian ini menunjukkan bahwa etika perceraian dalam Qs. ath-Thalaq ada 4 yaitu: a. Apabila suami mau menjatuhkan talak hendaknya pada waktu istri suci dari haid dan belum dicampuri, yang masa iddahnya langsung dapat dihitung, suami dilarang menceraikan istri dalam keadaan haid dan dalam keadaan suci yang sudah disetubuhi. b. Allah melarang para mukmin mengeluarkan istri yang diceraikan dari rumah sebelum masa iddahnya habis. c. Iddah perempuan yang belum cukup umur (belum dewasa), belum pernah berhaid. d. iddah perempuan yang sudah lanjut umurnya yaitu tiga bulan. Perempuan yang hamil apabila diceraikan suaminya atau ditinggal mati suaminya, iddahnya adalah sampai dia melahirkan bayi yang dikandungnya. Sedangkan secara konteks membahas tentang situasi sosial kenabian dimasa Nabi dakwah di madinah. Adapun Implikasi secara teologis dari Qs.at-Thalaq meliputi: yakin dengan pertolongon Allah Swt dan yakin dengan rezeki Allah Swt. Sedangkan implikasi secara sosiologis meliputi: Perceraian Untuk Menyelesaikan Masalah Dalam Kehidupan Rumah Tangga, Perceraian Tidak Memutuskan Silatuhrahmi, dan Takdir Jodoh Kata kunci: Etika Perceraian, Teologis, dan Sosiologis ABSTRACT This thesis entitled Divorce Ethics in Qs. Ath-Thalaq in verses 1-12 as well as theological and sociological implications of this study aims to understand the ethics of divorce in Qs. Ath-Thalaq. As with marriage, divorce is so big a problem in life that there is a surah in the Al-Quran called At-Thalaq. Surah At-Thalaq consists of 12 verses which regulate the ethics of divorce. The surah was revealed in Medina after surah al-Insan before sura al-Bayyinah, Surah At-Thalaq is included in the category of madaniyah surahs, as well as other surahs or verses about divorce, meaning that the rules regarding divorce are regulated after the Prophet migrated to medina. There was a social event that led to the revelation of this verse, namely the question posed by Umar bin Khattab to the Prophet Muhammad. Concerning his son, Abdullah, whose mental wife is menstruating. The Prophet SAW replied, "Let him refer to her" and also said "if his wife is already pure, then he may divorce her before touching her, may also continue the marriage bond." (Narrated by Muslim, through Abu al-Zubair who heard it from Abdurrahman Ibn Aiman). This type of research is a library research. Source of data used secondary data and primary data. The primary data source is from the Al-Quran while the secondary data source is from commentary books such as Tafsir al-Azhar, Tafsir an�Nur, Tafsir ath-Tabari, Tafsir al-Misbah, books, journals. Data collection techniques are search, investigation, collection of various documents that are accurate. The data analysis technique uses descriptive analysis, by describing the interpretation of the Qs. ath-Thalaq. What is used is the thematic interpretation method (maudu'i) by taking one whole sura, namely Qs. ath-Thalaq. The results of the findings of this study indicate that the ethics of divorce in Qs. ath�Thalaq there are 4 namely: a. If the husband wants to pronounce divorce, it should be when the wife is holy from menstruation and has not been interfered with, the period of iddah can be calculated immediately, the husband is prohibited from divorcing his wife while menstruating and in a state of purity who has been intercourse. b. Allah forbids the believers to take the divorced wife out of the house before her iddah expires. c. Iddah women who are not old enough (not yet mature), have never had menstruation. d. The iddah of an elderly woman is three months. If a woman is pregnant when her husband divorces her or her husband dies, her iddah is until she gives birth to the baby she is carrying. Meanwhile, in context, it discusses the prophetic social situation during the time of the Prophet's da'wah in Medina. The theological implications of Qs.at-Thalaq include: believing in Allah's help and believing in Allah's sustenance. While the sociological implications include: Divorce to Solve Problems in Domestic Life, Divorce Does Not Decide Friendship, and Destiny of Matchmaking Keywords: Divorce Ethics, Theological, and Sociological
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Al-Quran dan Tafsir |
Divisions: | Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam > 76231 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S1) |
Depositing User: | Isti Parida - |
Date Deposited: | 09 Jun 2023 02:46 |
Last Modified: | 09 Jun 2023 02:46 |
URI: | http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/28129 |
Actions (login required)
View Item |