MAKNA AWWALA BAIT PADA Q.S ALI IMRAN AYAT 96 (Perspektif Abdul Qadir Al-Jailani Dalam Tafsir Al-Jailani)

Alkahfi Hasibuan, Muhammad Zainuri (2023) MAKNA AWWALA BAIT PADA Q.S ALI IMRAN AYAT 96 (Perspektif Abdul Qadir Al-Jailani Dalam Tafsir Al-Jailani). Undergraduate Thesis thesis, UIN Raden Fatah Palembang.

[img]
Preview
Text
cover skripsi makna awwala bait.pdf

Download (15kB) | Preview
[img]
Preview
Text
abstrak makna awwala bait.pdf

Download (445kB) | Preview
[img] Text
BAB I Skripsi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (625kB) | Request a copy
[img] Text
BAB II Skripsi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (989kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III Skripsi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (533kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV Skripsi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (958kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V Skripsi.pdf
Restricted to Registered users only

Download (110kB) | Request a copy
[img]
Preview
Text
daftar pustaka makna awwala bait.pdf

Download (409kB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Skripsi ini diberi judul “MAKNA AWWALA BAIT PADA Q.S ALI IMRAN AYAT 96 (Perspektif Abdul Qadir Al-Jailani Dalam Tafsir Al-Jailani). Allah membangunkan rumah pertama untuk manusia, agar memahami bahwa kehadiran rumah Allah menumbuhkan kesadaran hanya Allah yang berhak disembah serta diagungkan oleh manusia. Syekh Abdul Qadir menamakan hal itu sebagai Tauhid adz-Dzatiy, atau mengesakan diri Allah saja karena segala sesuatu yang diciptakan-Nya akan kembali dan berserah hanya kepada Allah. Rumah pertama Allah (Awwala Bait) dianugrahkan Allah keberkahan yang luas serta menjadi petunjuk bagi seluruh alam. Namun rumah Allah yang terletak di kota Makkah atau sering dikenal sebagai Ka’bah, tidak semua umat Islam mampu pergi dan berkunjung kesana, karena setiap orang Islam tidak semuanya mempunyai kesempatan baik itu dari segi kesehatan, kemauan, dan dana dalam perjalanan. Hal ini bukan sebagai penghalang umat Islam untuk senantiasa berkunjung serta berthawaf di rumah Allah yang terdapat pada diri Insan yakni hati orang yang mukmin, Syekh Abdul Qadir memberikan nama rumah Allah itu sebagai Ka’bah ruhani. Penelitian ini bertujuan mengkaji makna awwala bait dalam Q.S Ali Imran ayat 96 mengenai rumah Allah yang tidak hanya diperkenalkan sebatas bentuk fisik atau lahiriah. Namun menyentuh pula hakikat dibalik rumah Allah SWT. yang merambah kepada hikmah kehadiran rumah pertama Allah di bumi untuk manusia. Dalam menelaah penelitian ini memakai metode library research (kepustakaan) dengan bentuk data kualitatif. Dengan mendalami pandangan Syekh Abdul Qadir Al-Jailani yang dituangkan beliau pada sebuah karya yang monumental yakni Tafsir Al-Jailani yang sempat hilang lebih kurang 800 tahun dari khazanah Islam. Selanjutnya metode yang diaplikasikan untuk menelaah tafsir Al-Jailani menggunakan pendekatan metode maudhu’i dengan cara menghimpun dan mendalami ayat-ayat yang berkenaan dengan tema makna (awwala bait). Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Hasil yang disimpulkan dari penelitian mengenai makna awwala bait dalam Q.S Ali Imran ayat 96 memahami bahwa rumah pertama Allah tidak sebatas bangunan fisik namun Syekh Abdul Qadir menerangkan bahwa kehadiran rumah pertama Allah memberikan keberkahan yang luas serta menjadi petunjuk menuju Allah bagi seluruh alam. Sehingga memperoleh kedekatan yang dilandaskan kecintaan kepada pemilik rumah yakni Allah Rabb Al-‘Alamiin. Kata Kunci: Awwala Bait, Tafsir Al-Jailani, Hakikat

Item Type: Thesis (Undergraduate Thesis)
Uncontrolled Keywords: Kata Kunci: Awwala Bait, Tafsir Al-Jailani, Hakikat
Subjects: Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam > 76231 - Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir (S1)
Depositing User: M. ZAINURI ALKAHFI HASIBUAN 1810304013
Date Deposited: 23 Aug 2023 04:57
Last Modified: 23 Aug 2023 04:57
URI: http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/29785

Actions (login required)

View Item View Item