Nuraini, Nuraini (2016) MAKNA FILOSOFIS PUNAKAWAN DALAM PERWAYANGAN (Skripsi). Other thesis, UIN Raden Fatah Palembang.
|
Text
BAB I.pdf Download (169kB) | Preview |
|
|
Text
BAB II.pdf Download (115kB) | Preview |
|
|
Text
BAB III.pdf Download (124kB) | Preview |
|
|
Text
BAB IV.pdf Download (184kB) | Preview |
|
|
Text
BAB V.pdf Download (35kB) | Preview |
Abstract
Skripsi ini berjudul“ Makna Filosofis Punakawan Dalam Perwayangan” Wayang mempunyai pengaruh dan potensi yang sangat besar. Dalam pertunjukannya banyak pelajaran hidup yang bisa diambil, wayang merupakan simbol yang menerangkan eksistensi manusia, dan secara filosofis wayang adalah pencerminan karakter manuisa. Salah satunya wayang punakawan dalam lakonnya wayang tersebut banyak unsur-unsur filsafat hidup. Berangkat dari latar belakang di atas rumusan pertanyaan penelitian yang muncul adalah;Apa yang dimaksud dengan punakawan itu sendiri dan bagaimana makna filosofis punakawan dalam perwayangan. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan bertumpu pada studi kepustakaan (Library Research) dengan buku-buku yang langsung mengetengahkan atau membahas makna filosofis seperti Wayang ( Asal-Usul, Filsafat dan masa Depannya, Wayang Apa dan Siapa, tokoh-Tokohnya, Sujiwo Tejo Lupa Endo Nes Mahfud MD sebagai sumber utama.Sedangkan sumber sekundernya adalah buku-buku yang berhubungan dengan wayang punakawan. dengan obyek kajian penelitian. Data-data yang didapati dikelola melalui proses analisis deduktif kualitafif yaitu dengan menguraikan sejelas-jelasnya masalah yang dibahas, kemudian menyimpulkan dan menyusun secara sistematis, hasil dari penelitian untuk menjawab permasalahannya, sehinga penelitian ini mudah untuk dipahami. Setelah melalui penelusuran panjang penulis berkesimpulan Semar juga memiliki nama lain yang mengagumkan yaitu Badranaya. Makna dari kata Badranaya, mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah demi kesejahteraan manusia. Gareng adalah punakawan yang berkaki pincang. Hal ini merupakan sebuah sanepa dari sifat Gareng sebagai kawula yang selalu hati-hati dalam bertindak. Sebagai juru dakwah menyebarkan kebenaran, mendapatkan sebanyak mungkin teman (ummat) agar mengikuti kejalan kebenaran dengan sikap arif, Filosofis dari Petruk adalah dengan tangan dan kaki yang panjang, tubuh tinggi, langsing, hidung mancung, wujud dari cipta, yang kemudian diberi rasa, sehingga terlihat lebih indah, dengan begitu banyak kelebihan. Filosofis dari Bagong adalah wujud dari karya. Bagong dianggap sebagai manusia yang sesungguhnya. Jadi manusia yang sejati adalah manusia yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Bahwa makna filosofis punakawan itu mempunyai makna yang sama dari tokoh satu ketokoh yang lain, makna tersebuat pada hakekatnya untuk mencari kebenaran.peran punakawan mengambarkan seperti penasehat, pengubur, kritikus sosial, maupun kebijakan. Dari metodenya penulis dapat secara sistematis mengetahui makna filosofis punakawan.
Item Type: | Thesis (Other) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Filosofis Punakawan, Perwayangan, filsafat hidup. |
Subjects: | 300 Ilmu sosial, Sosiologi dan Antropologi > 300 Ilmu Sosial (Umum) |
Divisions: | Faculty of Law, Arts and Social Sciences > School of Social Sciences |
Depositing User: | UPT Perpustakaan Pusat |
Date Deposited: | 04 May 2016 05:27 |
Last Modified: | 04 May 2016 05:27 |
URI: | http://repository.radenfatah.ac.id/id/eprint/502 |
Actions (login required)
View Item |